"Katanya Kartini"
"18
tahun lalu dalam tusukan konde sanggul, aku berjalan mengitari desa,
mengartikan kita adalah kartini kecil penerus cita-cita bangsa. Dan kini
aku kembali berjalan mengitari kota, cita-cita yang mana yang telah
kita abdi? Kita memang bukan puteri sejati. Tapi kita akan bertahan
berdiri dan berani mengahdapi saat cita-cita tak lagi diberi arti bahkan
nyaris mati. 21 April 2014, ruang kebebasan."
"Dinegerinya sendiri, hingga kini perempuan masih saja menjadi anak tiri. Meski zaman berteriak emansipasi. 22 April 2014, ruang belakang, bawah langit."
Gemes, geram dan geregetan. Diruang gerak yang katanya berasaskan kebebasan, kebersamaan ternyata gak menjamin ide-ide liar terwadahkan. Dan yang lebih penting kesetaraan gender terasa bergeser-geser demi menyelamatkan tempat duduk sendiri. Katanya gak ada istilah pertemanan, gak boleh bawa perasaan. Helooooh...dimana nuraninya yaa. Siapa yang siapa, apa yang apa, dan bagaimana yang bagaimana.